Jakarta, 17 Juni 2025 — PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan kinerja keuangan yang solid hingga lima bulan pertama tahun 2025. Bank swasta terbesar di Indonesia ini berhasil membukukan laba bersih bank only sebesar Rp 25,2 triliun, tumbuh 16% secara tahunan (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 21,6 triliun.
Pertumbuhan laba ini didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih yang naik 7% YoY menjadi Rp 33,1 triliun. Hal ini dicapai meski industri perbankan masih menghadapi tantangan likuiditas yang ketat akibat biaya dana yang tinggi.
Di sisi lain, efisiensi operasional juga berkontribusi terhadap kinerja positif tersebut. Beban biaya provisi BCA turun signifikan sebesar 18% YoY menjadi Rp 1,4 triliun, memperkuat kualitas portofolio kredit bank.
Dalam hal intermediasi, BCA tetap konsisten menjaga pertumbuhan kredit meskipun Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh lebih tinggi secara bulanan. Portofolio kredit per Mei 2025 tercatat sebesar Rp 924 triliun, tumbuh 12% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, DPK meningkat dari Rp 1.148 triliun pada April menjadi Rp 1.155 triliun pada Mei 2025.
Peningkatan DPK menyebabkan rasio likuiditas BCA yang tercermin dalam Loan to Deposit Ratio (LDR) menjadi lebih longgar. LDR tercatat menurun dari 80,4% pada April menjadi 80% pada Mei 2025.
Selain itu, komposisi dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) semakin mendominasi struktur pendanaan BCA. Rasio CASA meningkat dari 82,9% menjadi 83,2% dalam sebulan terakhir, menunjukkan keberhasilan strategi penghimpunan dana murah oleh bank.
Peningkatan jumlah nasabah korporat dan pengguna layanan digital juga mendukung pertumbuhan bisnis BCA. Salah satu indikatornya, jumlah perusahaan yang menggunakan layanan payroll BCA tumbuh 17% hingga Maret 2025.
Dengan capaian ini, BCA menunjukkan ketahanan bisnis yang kuat di tengah fluktuasi ekonomi dan tekanan suku bunga yang tinggi, serta terus memperkuat perannya sebagai pemimpin sektor perbankan swasta di Indonesia.