Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tidak lagi efektif menjalankan perannya dalam menyelesaikan sengketa dagang global. Hal ini disampaikan dalam acara Economic Update 2025, menyusul kebijakan tarif perdagangan yang diterapkan Presiden AS Donald Trump terhadap mitra dagang.

WTO Tak Mampu Hadapi Kebijakan Unilateral AS

Sri Mulyani menjelaskan, kebijakan tarif AS tidak hanya berdampak domestik, tetapi juga membentuk tata kelola global baru yang mengabaikan mekanisme multilateral.

“Banyak negara berharap sengketa dagang diselesaikan di WTO, tapi sekarang WTO sangat kurang berfungsi,” ujarnya, Rabu (18/6).

Ia menambahkan, dominasi kebijakan unilateral yang dikombinasikan dengan isu keamanan dan politik global menciptakan ketegangan berkepanjangan. “Kita tidak tahu kapan ini akan berakhir,” tegasnya.

Dampak pada Negara Berkembang

Menurut Sri Mulyani, kerja sama bilateral yang dijalankan AS justru merugikan negara lemah karena tidak memiliki perlindungan memadai.

  • Rezim tarif Trump memicu ketidakpastian ekonomi global, dengan pertumbuhan diprediksi hanya 3% (Bank Indonesia).

  • Indonesia dan AS akan melanjutkan putaran kedua negosiasi tarif pekan depan.

Reformasi WTO dan Peran AS

Sri Mulyani menekankan perlunya reformasi WTO, terutama dalam menanggapi kebijakan tarif resiprokal AS yang bertujuan menciptakan “perdagangan lebih adil”.

“Kita perlu melihat peran AS di lembaga internasional, termasuk reformasi WTO,” ujarnya.

Analisis:
Kebijakan proteksionis AS memperburuk fragmentasi perdagangan global. Tanpa WTO yang efektif, negara berkembang seperti Indonesia kesulitan menegakkan kepentingan ekonominya.

By Luthfan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *