Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat ke kisaran 7.300 pada Juni 2025, didorong oleh stimulus domestik, likuiditas perbankan, dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter global. Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata memproyeksikan IHSG akan bergerak sideways cenderung positif di rentang 7.000–7.300, dengan potensi breakout jika didukung arus modal asing.
Faktor Pendorong Penguatan IHSG
-
Stimulus Ekonomi Pemerintah
-
Paket kebijakan efektif 5 Juni 2025 mencakup:
-
Diskon 20% tarif tol
-
Bantuan sosial dan pangan langsung
-
Subsidi listrik dan transportasi
-
-
Dampak: Tingkatkan konsumsi rumah tangga dan kinerja emiten ritel & transportasi.
-
-
Pelonggaran Likuiditas Perbankan
-
Penurunan suku bunga penjaminan LPS dari 4,25% menjadi 4,00% mendorong aliran dana ke pasar modal.
-
“Investor beralih ke saham dan reksa dana untuk imbal hasil lebih tinggi,” jelas Liza.
-
-
Ekspektasi Kebijakan The Fed
-
Sinyal dovish Federal Reserve (AS) pada pertemuan Juni–Juli 2025 berpotensi picu arus modal asing ke pasar berkembang, termasuk Indonesia.
-
-
Window Dressing & Laporan Keuangan
-
Tradisi kenaikan IHSG di bulan Juni sejak 2020.
-
Akumulasi saham oleh fund manager jelang rilis laporan keuangan Q2 2025.
-
Risiko yang Perlu Diwaspadai
-
Geopolitik: Ketegangan AS-China-Uni Eropa terkait tarif perdagangan (batas akhir 9 Juli 2025).
-
Volatilitas Rupiah: Fluktuasi nilai tukar dapat pengaruhi sentimen investor asing.
“Jika semua faktor positif terpenuhi, IHSG bisa tembus 7.300. Tapi investor tetap perlu hati-hati,” tegas Liza.