Bandung, 25 April 2025 – PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyatakan dukungan penuh terhadap rencana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk mereaktivasi jalur-jalur kereta api yang tidak beroperasi di wilayah Jawa Barat. Langkah ini dinilai sebagai solusi strategis mengatasi kemacetan sekaligus mengoptimalkan potensi pariwisata lokal.
Dukungan KAI untuk Reaktivasi Jalur
Kuswardojo, Manager Humas Daop 2 Bandung KAI, menegaskan kesiapan pihaknya berkolaborasi dengan Pemprov Jabar:
-
“KAI sebagai operator pada prinsipnya mendukung penuh rencana Gubernur Jabar. Reaktivasi jalur mati suri ini akan memperluas layanan transportasi massal yang terjangkau,” ujarnya, dikutip dari laman resmi Pemprov Jabar (25/4/2025).
-
Proyek ini mencakup jalur-jalur yang terbengkalai, terutama di daerah dengan akses transportasi terbatas dan potensi wisata tinggi.
Manfaat Ganda: Transportasi & Ekonomi
-
Reduksi Kemacetan
-
Jalur reaktivasi akan mengurangi ketergantungan pada transportasi jalan raya, terutama di kawasan padat seperti Bandung Raya dan Priangan.
-
-
Dampak Ekonomi
-
Membuka lapangan kerja baru di sektor perkeretaapian dan pariwisata.
-
Meningkatkan kunjungan wisatawan ke destinasi alam sepanjang jalur kereta.
-
-
Konektivitas Daerah
-
Masyarakat di daerah terpencil akan mendapat akses angkutan massal yang lebih terjangkau.
-
Fokus pada Destinasi Wisata
Beberapa jalur yang akan diprioritaskan melewati kawasan dengan potensi wisata unggulan, seperti:
✔ Ciwidey (perkebunan teh dan kawah putih)
✔ Selatan Bandung (wisata agro dan perkebunan stroberi)
✔ Cirebon-Pangandaran (jalur pantai dan geopark)
Tahapan Implementasi
-
Fase 1 (2025–2026): Kajian teknis dan rehabilitasi infrastruktur.
-
Fase 2 (2027): Uji coba operasional terbatas.
-
Fase 3 (2028): Operasi penuh dengan integrasi tiket terpadu.