Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, mengeluarkan peringatan keras tentang potensi konflik berskala besar dengan Rusia, menekankan perlunya negara-negara Eropa meningkatkan kesiapan pertahanan mereka dalam menghadapi ancaman yang semakin nyata.
Peringatan Mendesak
Dalam pidato utamanya di Brussels, Belgia, Rutte menegaskan bahwa NATO belum sepenuhnya siap menghadapi ancaman potensial dalam empat hingga lima tahun ke depan. “Bahaya bergerak ke arah kita dengan kecepatan penuh,” tegasnya, menggambarkan situasi keamanan yang kian mencekam.
Tuntutan Peningkatan Anggaran Pertahanan
Rutte mengkritik kondisi saat ini, menyatakan bahwa meskipun negara-negara NATO telah menetapkan target minimal 2% dari PDB untuk anggaran pertahanan, hal itu masih belum mencukupi. “Saya dapat memberi tahu Anda, kita akan membutuhkan lebih dari dua persen,” ujarnya.
Ancaman dari Empat Negara
Mantan Perdana Menteri Belanda ini secara eksplisit menunjuk empat negara yang dinilai sedang berupaya melemahkan Amerika Utara dan Eropa: Rusia, China, Korea Utara, dan Iran. “Kita tidak sedang berperang. Tetapi kita juga tidak sedang berdamai,” tandas Rutte.
Konteks Perang Ukraina
Pernyataan Rutte muncul di tengah perkembangan konflik di Ukraina, di mana pasukan Kyiv dilaporkan mulai kelelahan. Ia menyoroti dampak kemanusiaan yang mengerikan, dengan lebih dari 10.000 korban tewas atau terluka setiap minggu, dan total lebih dari satu juta korban sejak Februari 2022.
Tantangan Politik
Seruan peningkatan anggaran pertahanan ini bertepatan dengan akan dimulainya kepemimpinan Donald Trump pada Januari 2025. Trump telah menekan sekutu NATO untuk meningkatkan anggaran pertahanan hingga 3% dari PDB jika ingin mendapatkan dukungan AS.
Perspektif Historis
Rutte mengingatkan pada masa Perang Dingin, ketika negara-negara Eropa menghabiskan lebih dari tiga persen PDB untuk pertahanan. “Dengan mentalitas itu, kita memenangkan Perang Dingin,” ujarnya.
Respons Rusia
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin turut mengonfirmasi ketegangan global dalam pidatonya, menyatakan bahwa dunia berada di ambang konflik besar. Putin menuduh negara-negara Barat sengaja meningkatkan ketegangan dan bertanggung jawab atas situasi yang ada.
Kesimpulan
Dengan ancaman yang semakin nyata, NATO berada di persimpangan yang krusial. Keputusan untuk meningkatkan anggaran dan kesiapan pertahanan menjadi kunci dalam mencegah potensi konflik berskala besar di masa depan.
Artikel ini disusun berdasarkan laporan yang dirilis pada Jumat, 13 Desember 2024, mencerminkan ketegangan geopolitik yang terus berkembang antara NATO dan Rusia.