Jakarta, 15 April 2025 – Pemerintah Indonesia tengah mengintensifkan negosiasi dengan Amerika Serikat untuk meredam dampak kenaikan tarif impor yang diberlakukan Washington terhadap sejumlah komoditas Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa selain meredam tekanan pada ekspor nasional, perundingan ini juga membuka peluang bagi produk-produk asal AS untuk masuk ke pasar domestik secara lebih leluasa​.

Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menambahkan bahwa kesepakatan tahap awal akan memungkinkan impor bertahap bagi produk AS, sekaligus menjaga agar produk lokal tidak tergerus. Di bawah ini adalah sepuluh kategori produk AS teratas yang diekspor ke Indonesia sepanjang 2024 menurut data Trading Economics:

  1. Bahan bakar mineral dan produk distilasi – US$ 1,64 miliar

  2. Biji minyak, buah oleaginosa, biji-bijian, dan buah-buahan – US$ 1,27 miliar

  3. Mesin, reaktor nuklir, dan boiler – US$ 1,01 miliar

  4. Pesawat terbang dan wahana antariksa – US$ 772,3 juta

  5. Kendaraan bermotor (termasuk mobil penumpang) – US$ 620,5 juta

  6. Obat-obatan dan produk farmasi – US$ 540,2 juta

  7. Perangkat elektronik dan semikonduktor – US$ 489,8 juta

  8. Alat kesehatan dan instrumen optik – US$ 430,6 juta

  9. Produk plastik dan karet – US$ 385,1 juta

  10. Peralatan telekomunikasi – US$ 352,7 juta.

Data Terkini Negosiasi

  • Jeda 90 Hari: Pemerintah AS memberi kelonggaran jeda 90 hari untuk negosiasi sebelum memberlakukan tarif penuh.

  • Tim Perunding: Dipimpin oleh Menteri Perdagangan AS dan Menko Perekonomian RI, melibatkan Kemenkeu, BI, dan asosiasi pengusaha.

  • Fokus Bahasan: Besaran tarif, kuota impor, serta insentif bagi pelaku usaha lokal yang terdampak.

Dampak dan Prospek
Jika kesepakatan tercapai, Indonesia diperkirakan akan melihat lonjakan impor produk-produk strategis tersebut, terutama di sektor energi, otomotif, dan teknologi tinggi. Sementara itu, pemerintah berkomitmen menyiapkan langkah proteksi terbatas—seperti kuota dan standar kualitas—agar produsen dalam negeri tetap memiliki ruang tumbuh.

Dengan negosiasi yang memasuki babak krusial, masyarakat dan pelaku usaha diimbau memantau perkembangan lebih lanjut. Keberhasilan perundingan ini tidak hanya berdampak pada neraca perdagangan, tetapi juga pada ketersediaan dan harga barang konsumen di dalam negeri.

Sumber: Pikiran Rakyat

By Luthfan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *