Jakarta,  – Ketegangan dalam perang Rusia-Ukraina kembali meningkat, memicu kekhawatiran global akan potensi perang dunia baru. Pada Kamis malam waktu setempat, Rusia meluncurkan rudal balistik hipersonik ke Ukraina sebagai respons atas pasokan senjata canggih dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris kepada Kyiv.

Rudal hipersonik Rusia yang baru, disebut “Oreshnik,” diarahkan ke fasilitas militer Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pidatonya yang disiarkan televisi, menegaskan bahwa Moskow siap meningkatkan serangan jika diperlukan. Ia juga memperingatkan bahwa penggunaan senjata Barat oleh Ukraina, seperti Army Tactical Missile System (ATACMS) buatan Lockheed Martin dan rudal Inggris Storm Shadow, telah memperluas konflik ini menjadi lebih global.

“Kami menganggap diri kami berhak untuk menggunakan senjata kami terhadap fasilitas militer negara-negara yang mengizinkan senjata mereka digunakan terhadap fasilitas kami,” tegas Putin, Jumat (22/11/2024).

Putin menambahkan, “Konflik di Ukraina telah memperoleh unsur-unsur karakter global. Kami siap menyelesaikan secara damai, tetapi juga siap untuk skenario apa pun.”

Konflik Memanas Seiring Dukungan Militer AS dan Inggris

ATACMS, yang memiliki jangkauan hingga 300 kilometer dan dilengkapi hulu ledak seberat 226 kilogram, serta Storm Shadow, yang mampu menembus bunker dan gudang amunisi, digunakan Ukraina untuk menghantam target Rusia. Moskow mengklaim serangan tersebut gagal, namun menyebut keterlibatan langsung AS dalam operasional senjata tersebut sebagai eskalasi serius.

Peningkatan dukungan militer dari AS kepada Ukraina terjadi menjelang akhir masa jabatan Presiden Joe Biden. Setelah Presiden terpilih Donald Trump, yang skeptis terhadap perang ini, memenangkan pemilu, bantuan senjata dipercepat. Trump sendiri menyatakan bahwa ia akan mendorong kesepakatan damai jika menjabat.

Langkah AS ini memicu kritik keras dari Rusia. Anggota parlemen Maria Butina menyebut pemerintahan Biden “mempertaruhkan dimulainya Perang Dunia Ketiga yang tidak menguntungkan siapa pun.”

Respon dari Ukraina dan Sekutu Barat

Ukraina melaporkan bahwa rudal Rusia menargetkan wilayah Dnipro, Ukraina tengah-timur, dengan peluncuran dari Astrakhan, Rusia, lebih dari 700 kilometer jauhnya. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut rudal tersebut memiliki karakteristik mirip rudal balistik antarbenua (ICBM), meskipun pejabat AS mengatakan itu adalah rudal balistik jarak menengah tanpa hulu ledak nuklir.

AS mengonfirmasi bahwa Washington telah diberi tahu sebelumnya oleh Rusia sebelum peluncuran rudal, dan pengarahan kepada Ukraina serta sekutu lainnya telah dilakukan untuk mengantisipasi situasi ini.

Ancaman Perang Dunia Baru

Peringatan Putin bahwa konflik ini memiliki unsur global mencerminkan eskalasi berbahaya. Sementara Rusia mengecam keterlibatan Barat, AS dan sekutunya terus memberikan dukungan kepada Ukraina untuk mempertahankan diri. Situasi ini memunculkan pertanyaan besar tentang masa depan keamanan internasional dan apakah konflik ini dapat meluas menjadi perang dunia baru.

Dengan ancaman serangan lebih lanjut dan meningkatnya peran senjata canggih, dunia kini menanti langkah diplomasi yang lebih konkret untuk meredakan ketegangan.

By artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *