Washington D.C., 12 Juni 2025 – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan rencana penetapan tarif perdagangan secara sepihak terhadap mitra dagang AS dalam dua minggu ke depan. Pernyataan ini disampaikan di sela-sela acara di John F. Kennedy Center for the Performing Arts, Rabu (11/6/2025), menambah ketegangan menjelang batas akhir pengenaan bea masuk tinggi pada 9 Juli 2025.

“Kami akan mengirim surat dalam waktu sekitar satu setengah minggu, dua minggu, ke negara-negara, memberi tahu mereka apa kesepakatannya,” tegas Trump seperti dilaporkan Bloomberg, Kamis (12/6/2025). Ia menambahkan sikap ultimatum AS: “Pada titik tertentu, kami hanya akan mengirim surat. Anda dapat menerimanya atau meninggalkannya.”

Pola Penundaan dan Ancaman Ekonomi Global

Sejarah kebijakan Trump menunjukkan ketidakkonsistenan dalam menepati batas waktu tarif. Pada 16 Mei 2025, ia juga menyatakan akan menetapkan tarif dalam “dua hingga tiga minggu”, namun hingga kini belum terealisasi. Di April 2025, rencana pengenaan bea tinggi sempat ditarik setelah memicu kejatuhan pasar dan kekhawatiran resesi global, hanya untuk ditunda 90 hari.

Diplomasi Dagang yang Terombang-Ambing

Meski AS mengklaim pencapaian kerangka perdagangan dengan Inggris dan gencatan senjata tarif dengan Tiongkok, realisasi keduanya rapuh:

  • Ketegangan AS-Tiongkok memuncak setelah kedua negara saling tuduh ingkar janji, memicu perundingan maraton di London pekan ini.

  • Kesepakatan tanah jarang yang diumumkan Trump (11/6) – dimana Tiongkok menyuplai mineral strategis dan AS membuka akses pendidikan bagi mahasiswanya – masih rentan terhadap dinamika tarif.

Dampak Potensial dan Tanggapan Pasar

Kebijakan sepihak ini berisiko memicu perang dagang baru di tengah pemulihan ekonomi global. Analis memperingatkan tiga skenario:

  1. Pengenaan tarif penuh pada 9 Juli yang berpotensi memicu pembalasan mitra dagang

  2. Perpanjangan tenggat waktu seperti pola sebelumnya

  3. Pencabutan rencana menyusul tekanan pasar

“Janji tarif Trump ibarat pedang bermata dua. Pasar bereaksi negatif setiap kali wacana ini mengemuka, namun ia gunakan sebagai alat negosiasi,” ujar pakar ekonomi global dari Brookings Institution, menyoroti volatilitas kebijakan tersebut.

Menanti Surat Ultimatum

Negara-negara mitra dagang AS kini bersiap menerima surat resmi dalam 14 hari ke depan. Isinya akan menentukan apakah perang dagang skala penuh benar-benar dimulai, ataukah diplomasi tarif Trump kembali menemui jalan buntu. (dnc)


Referensi:

  1. Pernyataan Donald Trump di John F. Kennedy Center (11/6/2025)

  2. Laporan Kebijakan Perdagangan AS, Bloomberg (12/6/2025)

  3. Analisis Kerangka Perdagangan AS-Inggris dan AS-Tiongkok

  4. Kronologi Penundaan Kebijakan Tarif Trump (April-Juni 2025)

By Luthfan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *