WASHINGTON, – Pada Minggu (21/7/2024), Donald Trump, kandidat presiden dari Partai Republik, mengungkapkan bahwa ia percaya Wakil Presiden Kamala Harris akan lebih mudah dikalahkan dalam pemilu November mendatang dibandingkan dengan calon dari Partai Demokrat, Joe Biden.
Melansir dari Reuters yang mengutip CNN, Trump memberikan pernyataan tersebut tidak lama setelah Biden mengumumkan pengunduran dirinya dari pencalonan kembali. Trump dan tim kampanyenya kemudian menyerang Biden dan Harris di media sosial, menyebut Biden tidak layak untuk melanjutkan jabatannya sebagai presiden.
Keputusan Biden untuk mundur datang setelah kehilangan kepercayaan dari rekan-rekan separtainya mengenai ketajaman mental dan kemampuannya untuk mengalahkan Trump. Biden mendukung Harris sebagai penggantinya dalam pemilu nanti.
Kekhawatiran mengenai peluang Biden untuk terpilih kembali semakin meningkat setelah penampilannya yang dinilai lemah dalam debat televisi melawan Trump pada akhir bulan lalu.
Baca Juga: Reaksi Pemimpin Dunia Atas Mundurnya Joe Biden dari Bursa Presiden AS
Pada platform Truth Social, Trump kembali menegaskan bahwa Biden tidak layak menjadi presiden. Petinggi Partai Republik lainnya, termasuk Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Mike Johnson, juga mendesak Biden untuk mundur.
Trump menyatakan: “Kita akan sangat menderita karena kepresidenannya (Biden), tetapi kita akan memperbaiki kerusakan yang telah dia lakukan dengan sangat cepat.”
Meskipun jajak pendapat menunjukkan Trump dan Biden bersaing ketat, beberapa survei menunjukkan keunggulan tipis Trump setelah debat. Para penasihat dan sekutu kampanye Trump mengklaim bahwa mereka tidak khawatir menghadapi Harris karena dapat dengan mudah mengaitkannya dengan catatan Biden, terutama dalam isu imigrasi dan inflasi.
Mereka berencana menggambarkan Harris dan calon alternatif dari Partai Demokrat lainnya sebagai lebih kiri daripada Biden dalam berbagai kebijakan.
Baca Juga: Joe Biden Mundur dari Pencalonan, Donald Trump: Dia Presiden Terburuk dalam Sejarah
Setelah pengunduran diri Biden, tim kampanye Trump menyebut Harris sebagai “pembantu utama Biden”, dan menekankan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara keduanya. Komite Nasional Partai Republik bahkan menerbitkan video di YouTube yang menyerang Harris terkait kebijakan imigrasi, menuduhnya mengabaikan isu tersebut.