Bandung – Debat publik perdana Pilkada Kota Bandung 2024 mengangkat isu krusial pengelolaan sampah yang masih menjadi PR besar kota kembang. Calon Wakil Wali Kota nomor urut 4, Yena Iskandar Masoem, menyoroti pentingnya pendekatan komprehensif dari hulu ke hilir dengan mengedepankan aspek edukasi masyarakat.

“Edukasi harus dimulai sejak sekolah dan dikampanyekan secara menyeluruh. Pemerintah harus memberikan contoh dalam penanganan sampah agar masyarakat bisa meneladani,” tegas Yena dalam debat yang digelar di Sudirman Grand Ballroom, Rabu (30/10/2024).

Menariknya, Yena mengusulkan pendekatan “stick and carrot” dalam implementasi Perda Nomor 9 tentang Pengelolaan Sampah. Selain pemberian sanksi, dia menekankan pentingnya apresiasi bagi warga yang telah mengelola sampah dengan baik.

Menggunakan bahasa Sunda yang khas, Yena mengingatkan, “Ulah miceun runtah ka sungai (jangan buang sampah ke sungai).” Dia menawarkan solusi konkret dengan penguatan fasilitas pengelolaan sampah di tingkat RW, terutama di kawasan bantaran sungai.

Senada dengan Yena, calon Wali Kota Arfi Rafnialdi menegaskan bahwa penanganan sampah membutuhkan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat. “Setiap warga, bukan hanya RW, harus terlibat dalam pengelolaan sampah,” ujarnya.

Visi pasangan nomor urut 4 ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah bukan sekadar urusan infrastruktur, tetapi juga tentang mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat melalui edukasi yang berkelanjutan.

 

By artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *